Seperti
sudah saya ceritakan pada artikel sebelumnya, dracin Meet Yourself terbilang
sangat lamban. Tiga episode berkisah hanya untuk satu hari. Bahkan untuk
episode keempat juga masih berkisah di hari yang sama. Hanya saja, fokus di
episode empat ini tentang bagaimana para pemuda memilih meninggalkan kampung
untuk mewujudkan impiannya.
Impian Xiao Xia
Xie
Xiao Xia sebenarnya punya impian yang besar. Meskipun dia memiliki bakat langka
dalam memahat, dia ingin menjadi orang yang bebas dan kaya raya. Dia yakin
sekali dengan meninggalkan kampung halaman adalah jalan untuk meraih impiannya
sebagai pemuda sukses. Dia sudah melihat banyak orang sukses di media sosial.
Bahkan untuk bakat sederhana seperti dirinya.
Hubungan antar karakter [Photo: Mydramalist] |
Xiao
Xia memiliki impian yang besar meski besar di kampung kecil seperti Dali. Keinginan
itu disampaikan kepada Zhi Yao dan kakaknya, Xiao Chun. Meskipun tidak begitu
yakin pada rencana Xiao Xia yang terdengar abstrak, tapi mereka memilih
mendukung dengan memberi kesempatan untuk Xiao Xia mencobanya.
Xiao
Xia bercerita tentang niatnya ke kota dan meminta Zhi Yao untuk membantunya
bicara pada orang tuanya. Zhi Yao tentu tidak keberatan, tapi dia harus
memastikan bahwa ctujuan Xiao Xia jelas. Dia juga harus sudah memiliki pijakan
untuk berada di kota. Padahal tujuannya cuma ke Kunming, lho. Bukan ke Beijing
atau Shanghai.
Saat
makan malam berdua dengan Xiao Xia, Zhi Yao mulai bertanya tentang rencana masa
depan di Kunming. Bagaimana dia mengenal seseorang yang diakui oleh Xiao Xia
sebagai orang baik. Dari penggalian informasi yang dilakukan Zhi Yao, dia
menemukan sosok yang dijadikan panutan oleh Xiao Xia sangat baik dan berniat
menolong Xiao Xia. Meskipun satu sisi Zhi Yao juga ragu reputasi si penolong
Xiao Xia itu.
Kasih Ibu Sepanjang Masa, Kasih Anak Setumpuk Harta
Satelah
berbicara dengan Zhi Yao, Xiao Xia pulang ke rumah. Dia berniat untuk meminta
izin pada ibunya untuk berangkat ke kota. Ibunya sudah tahu jika anaknya sudah
bberdiskusi dengan Zhi Yao. Saat melihat ibunya sedang mencuci di tengah malam,
Xiao Xia sangat sedih.
Dia
memiliki impian yang besar dan berniat untuk membahagiakan ibunya dengan setumpuk
harta di masa mendatang. Xiao Xia tidak ingin membuat ibunya lelah bekerja sampai
malam hari. Apalagi sampai mengabaikan kesehatannya.
Saat
mengucapkan semua impiannya, ibu Xiao Xia menolak untuk menerima tawaran
anaknya. Sebenarnya, dia sangat sedih harus melepas anak lelakinya merantau.
Namun dia mempercayai apa yang dinasehatkan Zhi Yao. Sebagai orang tua, dia
harus memberi kesempatan untuk Xiao Xia berkembang dengan melihat dunia luar.
Sebagai
ibu yang memiliki kasih sepanjang masa, ibu Xiao Xia mengizinkan anaknya. Meskipun
ibunya paham betul karakter Xiao Xia yang belum matang dalam berpikir dan menghadapi
hidupnya. Dia hampir sama dengan kebanyakan pemuda kampung tidak sekolah
lainnya. Bekerja serabutan, berpikir banyak uang, dan mageran di rumah.
Mengikuti Gaya Hidup Ma Qiu Shan
Hong
Dou mulai berbaur dengan para tamu yang tinggal di Penginapan You Feng.
Dia mulai bertanya-tanya pada mereka tujuan datang ke Yunnan. Jawaban mereka
berbeda-beda. Ada yang datang untuk liburan, ada yang datang khusus untuk
menulis karena dia seorang novelis. Namun kesamaan mereka adalah ingin
menenangkan diri.
Ma Qiu Shan [Photo: Mydramalist] |
Zhi
Yao juga menanyakan alasan Hong Dou datang ke Yunnan dengan tujuan apa. Hong
Dou bercerita kalau dia bekerja di sebuah hotel dan mulai jenuh menghadapi tamu
yang tak kunjung habis. Bahkan tidak ada hari libur untuk dirinya, meskipun dia
sudah di posisi manajer. Zhi Yao sangat terkesan dengan jawaban Hong Dou yang
mengundurkan diri dari posisi bagus hanya untuk healing.
Hong
Dou mulai menikmati kehidupan di sana. Dia mulai bergabung dan belajar meditasi
di siang hari dengan Ma Qiu Shan. Lelaki itu menghabiskan waktu sepanjang hari dengan
melakukan yoga. Dia bahkan mengibaratkan kehidupan dengan kebijaksaan dan
menyampaikan kepada Hong Dou yang terlihat sangat santai meski dalam hati dia
belum tahu arah.
Pertukaran Penduduk Kota dan Desa
Hong
Dou berbincang dengan salah satu warga yang beramah tamah dengannya. Si bibi
bercerita dia memiliki anak yang sudah bekerja di Qingdao, salah satu kota di
China yang merupakan tujuan kaum urban untuk bekerja. Di kota Qingdao, anaknya
lumayan sukses. Sudah bisa membeli rumah dan memiliki penghasilan tetap. Si bibi
bercerita sangat bangga.
Di
lain waktu, Xia Xia sangat semangat untuk mengadu nasib ke kota. Hanya ke
Kunming, tapi persiapannya seperti dia hendak merantau ke luar negeri. Tidak
heran, kondisi keuangan penduduk di desa memang tidak sama dengan penduduk
kota. Ini juga berlaku untuk seluruh negara di dunia.
**
Urbanisasi Sebagai Solusi
Sebagaimana
pengertiannya, urbanisasi adalah proses perpindahan penduduk dari desa ke kota
atau sebaliknya dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas hidup dari seggi
ekonomi. Ada orang yang datang ke desa karena merasa di kota tidak
menguntungkan. Kehidupan desa lebih banyak memberi peluang untuk hidupnya. Ada
pula yang dari desa ke kota karena memang diyakini di kota punya lapangan kerja
yang luas.
Di Indonesia,
urbanisasi sudah terjadi sejak tahun 1970-an dan gerakannya begitu masih. Sama
halnya dengan di China, urbanisasi sudah terjadi sejak tahun ini. Perpindahan
penduduk dari desa ke kota semakin masif. Perpindahannya bukan sekedar
berpindah dalam waktu sementara, banyak yang berpindah untuk menetap. Bagi
sebagian besar penduduk yang memutuskan untuk migrasi, urbanisasi sebagai
solusi untuk kehidupan yang lebih baik.
Alam pedesaan [Photo: Mydramalist] |
Dari
dracin Meet Yourself, kita dapat melihat beberapa faktor orang melakukan
urbanisasi. Ada beberapa faktor yang mendorong penduduk melakukan urbanisasi,
yaitu:
(1). Perbedaan Pemerataan Antara Kota dan Desa
Kehidupan
yang digambarkan di dracin ini memang memperlihatkan bagaimana masih minimnya
pemerataan di kota dan desa. Orang-orang yang datang ke desa Dali memang untuk
menenangkan diri dari hiruk pikuk kota. Mereka mencari tempat yang akses
internetnya tidak begitu tinggi, mereka memilih tempat yang tidak begitu mudah
untuk bertemu orang yang mereka kenal.
Beberapa
adegan yang menunjukkan Hong Dou tersesat membuktikan bahwa desa yang tenang sebenarnya
tidak ada pemerataan untuk beberapa hal di desa dan kota. Bahkan untuk
memperbaiki ponselmya saja, Hong Dou harus ke Kunming. Berbeda ketika Hong Dou
di Beijing, dia bisa kemana saja dengan mudah dan mengakses berbagai hal dengan
mudah.
(2). Kondisi Individu yang Belum Sejahtera
Masyarakat
di desa belum sejahtera. Meskipun mereka memiliki bisnis, tapi bisnis yang
dijalankan tidak berjalan lancar. Gambaran ini diberikan pada Cafe Xiao Chun
yang menjadi favorit di desa Ddali, tetapi masih belum mendapatkan cash flow
yang seimbang.
(3). Pendapatan Rendah
Salah
satu alasan Xiao Xiao ingin pindah ke kota karena pendapatan rendah. Dia tidak
bisa bertahan dan membangun mimpinya jika terus tinggal di kota. Apalagi
melihat orang-orang kota yang datang ke Dali, dia semakin yakin kehidupan di
kota bisa memberinya kehidupan yang baik.
(4). Minimnya Fasilitas Pendidikan di Desa
Penduduk
di desa Dali kebanyakan tidak mengecap pendidikan tinggi. Jika pendidikannya
tinggi, sudah pasti mereka akan menetap di kota. Ini dikarenakan pendidikan di
desa yang masih rendah. Belum ada pemerataan jenjang pendidikan di desa sebagai
pilihan masyarakat untuk melanjutkan pendidikan.
(5). Sarana dan Prasana di Kota Lebih Baik
Tanpa
harus membandingkan dengan Beijing tempat Hong Dou bekerja dan tinggal, sarana
dan prasarana di Kunming jauh lebih baik dibandingkan dengan di desa. Saat
membutuhkan sesuatu, Hong Dou tidak bisa mendapatkan dengan mudah. Bahkan untuk
sekelas jam weker tidak bisa didapatkan oleh Hong Dou. Saat ponselnya rusak
pun, dia butuh waktu untuk memperbaikinya karena jarak yang tidak dekat.
(6). Pertumbuhan Industri di Kota Tinggi
Pertumbuhan
industri sudah jelas sangat berbeda. Meskipun Zhi Yao sedang membantu
meningkatkan pertumbuhan industri kreatif pariwisata desa di Dali, tetap saja
pertumbuhannya akan berbeda dengan kehidupan di kota. Sementara Zhi Yao dan
Hong Dou sudah muak dengan kehidupan di kota yang penat dan tidak ada jeda
untuk istirahat.
Pada
episode keempat ini, faktor urbanisasi digambarkan dengan jelas dan bertujuan. Masalah
urbanisasi memang menjadi masalah yang panjang dan tidak sepele untuk
dipikirkan.
Nah,
adakah di antara Teman Belajar yang berniat meninggalkan kampung untuk
mewujudkan impian? Yuk, berbagi cerita.
Posting Komentar