Segenap cinta yang kau berikan
Takkan
hilang ditelan zaman
Kau
yang terbaik
Memori
baik
Semoga
doa yang tersampaikan
Jadi
cahaya jalan di depan
Kau
yang terbaik
Memori baik
Penggalan lagu Sheila On 7 yang masuk ke telinga saya sedang asyik terdengar saat salah satu mahasiswa mengirimkan pesan via Wechat. Dia adalah mahasiswa yang dinilai terbaik oleh para dosen yang masuk pada angkatan 2023 ini. Saya sudah cukup mengantuk, lelah, dan lemas setelah berhari-hari kurang tidur. Dalam sehari, saya hanya memejamkan mata dua sampai tiga jam karena tanggung jawab kampus yang bejibun.
Dia
menanyakan apakah kelas kami akan masuk keesokan harinya atau tidak. Saya baru
ingat besoknya ada kelas. Memang sejak kembali dari Lombok, saya mulai
jarang masuk ke kelas. Dimulai perkara rapat akreditasi berpapasan dengan
jadwal kuliah, agenda akhir tahun yang mengundang saya sebagai peserta,
persiapan akreditasi dengan pengisian LKPS dan penyusunan LED. Sampai mengikuti
Pelatihan Kompetensi Dosen Pemula (PKDP) yang dilakukan Kemenag.
Bertemu sepupu di PKDP 2024 [Photo: Dokumentasi Pribadi] |
Malam
Selasa, saya masih tidur telat karena mengirim data dan penilaian untuk
sertifikasi dosen yang menjadi hajat hidup karir dosen. Paginya saya kelelahan,
badan butuh rebahan, mata mendadak buram. Lalu malamnya mendapat chat, bertanya
apakah saya masuk atau tidak.
Saya
baru membalas paginya. Menyampaikan kalau kami masuk di ruang biasa. Kelas di
lantai satu yang AC-nya mati dan transparan luar dalam. Gedung kaca yang indah,
tapi sesekali membuat nyali ciut juga.
Tentang Ujian Akhir Semester
Hal
pertama yang dipertanyakan oleh para mahasiswa yang dominan perempuan adalah
tentang Ujian Akhir Semester (UAS). Mereka mempertanyakan apa yang mereka
lakukan tentang UAS. Padahal mereka sudah saya berikan tentang UAS jauh-jauh
hari agar mengerjakannya lebih santai.
Kenyataannya
banyak sekali mahasiswa di kelas itu yang belum mengerjakannya. Ada yang lupa,
ada pula yang ingat. Memori baik setiap tahun tentang mahasiswa ini tentang
kelupaan mereka atau kelalaian mereka mengerjakan tugas. Saya maklumi,
seringkali usia saya lebih tua tapi spek ingatan masih kalah mereka. Hahaha.
“Kalian
mau ujian apa, ya? Mau take home atau in class?” tanya saya
memancing.
Beberapa
mulai semangat mengatakan take home. Sementara yang ingat dan rajin
mengerjakan tugas mempertanyakan soal tugas meringkas jurnal lagi. Saya
tertawa, senang melihat mahasiswa serius di antara para mahasiswa yang kurang
serius.
“Saya
cuma memancing dan mengetes kalian tadi,” kata saya. Sebagian menarik napas,
sebagian tertawa kecil. Terkecoh.
Akhirnya
memang mengakui kalau mereka belum mengerjakan tugas. Bahkan ada yang lupa
kalau tugas itu untuk UAS. Saya memperpanjang waktu, memberikan kelapangan
mereka untuk meluangkan waktu membaca dan mengerjakan tugas sampai H-1 hari
final. Kami sepakat, kita sepakat untuk menyelesaikan mata kuliah Komunikasi
Massa dengan semangat.
Pertolongan Melalui Absensi
Bukan
rahasia kalau absensi kehadiran sangat menentukan nilai mahasiswa. Bahkan
kehadiran dosen pun juga menjadi penentu untuk diaudit oleh atasan. Saya
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning untuk membantu nilai
mahasiswa dan membuat pertemuan antara saya dan mereka adil.
Sebelumnya
saya juga rajin memberikan tugas kepada mereka untuk mendalami materi lebih
runut. Kebiasaan mengajar mata kuliah praktik dengan lebih teratur dan terarah
membuat saya kelelahan mengajar mata kuliah teori. Akhirnya memang saya
menemukan metode Discovery Learning untuk menyelamatkan absen mereka
yang juga kacau balau.
Metode Discovery Learning
Dari
seluruh metode pembelajaran dalam penerapan RPS OBE, metode discovery
learning dan Small Group Discussion memang paling cocok untuk mata
kuliah Komunikasi Massa. Saya memilih model discovery learning agar
lebih mudah diterapkan dan tidak monoton. Model belajar ini merapkan apa yang
dilakukan oleh dosen dan mahasiswa dalam kolaborasi yang menghasilkan output
yang sesuai.
Apa yang Dilakukan Mahasiswa?
Dalam
model pembelajaran discovery learning, mahasiswa melakukan hal-hal berikut selama belajar.
Mahasiswa mencari, mengumpulkan, dan menyusun informasi yang ada untuk
mendeskripsikan suatu pengetahuan.
Apa yang Dilakukan Dosen?
Dosen
nggak tinggal diam saja, dong. Dalam model pembelajaran discovery learning
dosen juga melakukan sesuatu untuk menstimulasi mahasiswa yang sedang belajar.
Dosen melakukan dua hal berikut:
Pertama,
menyediakan data atau petunjuk (metode) untuk menelusuri suatu pengetahuan yang
harus dipelajari oleh mahasiswa. Dalam
Komunikasi massa, saya menetapkan metode library research untuk
mengumpulkan data. Mahasiswa saya minta untuk ke perpustakaan dan mencari
minimal tiga referensi. Sementara data yang harus dikumpulkan berupa topik
persatu bab di dalam buku.
Model pembelajaran discovery leraning [Photo: Pexels] |
Kedua,
memeriksa dan memberi ulasan terhadap hasil belajar mandiri mahasiswa. Untuk
poin ini belum maksimal saya berikan. Hanya sebagian yang sempat saya beri
ulasan.
Metode
discovery learning paling cocok untuk dilakukan pada semester sibuk atau
setengah semester di akhir tahun. Melalui model ini, mahasiswa tidak hanya
menunggu, tapi mencari.
Cara Mengirim Tugas Melalui Email
Saya
agak shock karena masih banyak mahasiswa yang asal mengirimkan tugas melalui
email. Mereka juga abai dengan kontrak belajar yang kami sepakati di awal.
Namun dapat dimaklumi juga kalau mereka lupa. Maka saya kembali mengingatkan
kembali kontrak belajar dengan mahasiswa dengan mengirimkan link ke grup
Whatapp.
Selain
itu, saya juga mengirimkan kembali cara mengirimkan email untuk tugas agar
tulisan mereka terorganisir dengan baik. Meski sudah mengirimkan tautan cara mengirim
tugas melalui email, masih ada saja yang tidak membaca. Akhirnya cara
ngirim tugasnya salah juga.
Saya
jadi bingung bagaimana harus menjelaskan lagi. Melalui lisan dan tulisan sudah
dilakukan. Tetap saja mahasiswanya seperti nge-zonk dan berat sekali
menerapkannya. Jadi, relakan saja lah. Toh, mereka juga sudah merelakan nilai
mereka juga nggak baik-baik saja.
Foto Bersama
Belakangan
ini, foto bersama di awal pertemuan dan akhir pertemuan setiap semester seperti
sudah menjadi trend di kalangan dosen. Sebenarnya trend ini juga terpaksa. Saya
yang jarang sekali berfoto dengan mahasiswa seperti terjebak dengan trend ini.
Mahasiswi KPI Angkatan 2023 yang energik, cantik, shalihah, dan cerdas. [Photo: Arlin Saputra] |
Salah
satu tujuan foto bersama ini sebagai bukti perkualiahan berakhir. Foto itu
dilampirkan dalam bukti atau pelaporan untuk tiap mata kuliah yang sudah usai
diampu pada akhir mata kuliah. Posenya tidak ada yang serius.
Kagetnya,
foto bersama kelas Komunikasi Massa angkatan 2023 lumayan teratur, terarah, dan
sangat bagus. Tanpa harus diarahkan bagus, mereka sudah tahu caranya berfoto
dengan keren. Akhirnya kami punya foto bersama untuk ditampilkan di laporan
mengajar saya.
Sampai Jumpa, Kawanku!
Ini
nggak seperti lagu Sheila On 7 yang berjudul Sebuah Kisah Klasik. Meskipun
ada pesan yang sama tersirat di dalamnya. Saya mengucapkan sampai jumpa,
Kawanku! untuk mahasiswa angkatan 2023, karena pada semester depan kecil
kemungkinan kami akan bertemu.
Kami
akan bertemu lagi tahun depan, pada semester ganjil yang lebih berat. Mahasiswa
dituntut untuk kuliah dengan mata kuliah praktik dan saya mengampu empat mata
kuliah di mata kuliah tersebut. Berat? Ya, bagi sebagian mahasiswa.
Sampai
jumpa semester depan. Semoga kalian betah di kelas saya. Sehat terus, bertumbuh
dengan baik.
rada senyum sendiri bacain dosen fav nulis karya tentang muridnya hihi btw buu uul, tentang UAS bukan lupa, cuma bingung aja.. dalam hati 'eh apa ibuk lupa ya?' rupanya sengaja haha!
BalasHapus💗🫰
Hahahaha... Untuk dikenang di masa depan
HapusTerharu banget membaca karya ibu untuk anak-anaknya,selain menjadi dosen favorit, ibu menjadi panutan&ilmu serta motivasi dari ibu membuat kami makin lebih bersemangat untuk belajar lebih baik lagi.
BalasHapusAlhamdulillah! Jalan kalian masih panjang. Jangan berhenti terlalu cepat.
HapusPasti ibu, tetap semangat🤲🏻
Hapus