Blogger Perempuan

Perhatikan! Ini Etika Mengunjungi Dosen Sakit

Perhatikan etika saat mengunjungi dosen sakit. Jangan sembarang berkunjung kalau tidak ingin dicap negatif. Ada etika tak tertulis harus diikuti.

 Teman Belajar, mendapat informasi dosen sedang sakit memang bukan hal yang luar biasa. Apalagi di masa pergantian musim. Wah, informasi dosen yang sakit bukan hal baru. Pasti ada saja yang absen masuk kelas karena tidak bisa menghindari berkurangnya nikmat kesehatan.

Siapa, sih, yang mau sakit? Nggak ada. Dosen juga manusia, mereka juga bisa sakit. Sebagai mahasiswa pun terkadang kita merasa berempati dengan kondisi. Salah satu cara dengan berkunjung untuk memberikan perhatian (atau malah cari perhatian? Heheh!).

Perlu diketahui meski dosen sedang sakit, mereka juga nggak ingin sakit agar mendapat perhatian khusus dari mahasiswanya, kok. Apalagi dosen perempuan, kalau bisa memilih mereka justru nggak mau sakit. Bebannya sebagai ibu di rumah berbeda lumayan tinggi, lho.

Jika mahasiswa ingin memberi perhatian dengan mengunjungi dosen sakit, tentu tidak asal datang dengan sembarangan. Ada etika yang harus diikuti meski tidak tertulis. Hal mendasar sebagai manusia untuk memperlakukan manusia di saat seseorang butuh istirahat. Ingat! Dosen juga manusia.

Sakit tanda tubuh meminta istirahat
[Photo: Pexels]

Etika Mengunjungi Dosen Sakit

Ketika kita memutuskan untuk mengunjungi dosen sakit, ingat ada etika yang juga harus dijunjung tinggi. Jangan sampai niat baik justru berujung ilfil karena sikap dan etika yang nggak banget. Beberapa etika yang perlu diperhatikan saat mengunjungi dosen sakit bisa diperhatikan sebagai berikut:

[1] Perhatikan Waktu Kunjungan

Cari tahu dimana posisi dosen saat perawatan. Apakah di rumah atau di rumah sakit. Baik di rumah atau rumah sakit, keduanya sama-sama dalam kondisi dirawat. Jangan lupa perhatikan waktu kunjungan. Kalau di rumah sakit, sudah jelas waktu kunjungan mengikuti jadwal yang ditetapkan di rumah sakit.

Nah, bukan berarti kalau dirawat di rumah kita bisa datang sesuka hati. Perhatikan pula jadwal kunjungan ke rumah. Kalau dosen sudah tidak datang ke kampus, tentu urusan sakitnya memang butuh istirahat penuh untuk pemulihan. Jangan sampai karena tidak memperhatikan waktu kunjungan justru akan mengganggu waktu istirahat dosen selama sakit. Jangan ya, dek, ya!

[2] Tanyakan Situasi Sebelum Berkunjung

Sebelum berkunjung, tidak ada salahnya untuk bertanya pada teman yang sudah berkunjung. Tanyakan situasi sebelum berkunjung untuk memastikan waktu yang tepat untuk datang. Apakah dosen yang akan dikunjungi ini leluasa menerima tamu atau tidak.

Jangan asal datang tanpa kenal situasi dosen tersebut. Jangankan senang, dosen malah makin sebal dengan kehadiran kita. Bukannya tidak mau bertemu dengan mahasiswa, tapi kondisi sudah dirumahkan itu berarti dosen sudah membutuhkan waktu istirahat penuh untuk pemulihan.

[3] Kabari Kedatangan Sebelum Datang

Dimanapun dosen dirawat, jangan lupa untuk kabari kedatangan sebelum datang. Dosen juga punya privasi dimanapun mereka dirawat. Jangan datang mendadak atau berniat memberi kejutan. Bisa saja dosen yang sedang sakit sedang tidak dalam kondisi bersedia terbuka untuk publik.

Kabari kedatangan pada dosen jika ingin datang sendiri dan lebih personal. Akan tetapi, akan lebih baik mengunjungi dosen sakit dengan ikut kelompok yang berkunjung. Hal ini untuk menghindari kondisi yang membuat dosen tidak nyaman.

[4] Jangan Membahas Urusan Kampus

Tentukan tujuan kedatangan dari awal. Jika mengunjungi dosen sakit sekaligus ingin membahas skripsi, lebih baik tidak datang. Salah satu faktor dosen sakit bisa jadi karena terlalu banyak memforsir untuk urusan kampus. Jangan membahas urusan kampus lagi saat berkunjung. Kalau punya tujuan terselubung membahas urusan kampus, lebih baik tidak datang saja. Bukan saja membuat dosen tambah sakit, dosen bisa ilfil tingkat dewa pada si mahasiswa yang berkunjung.

Saat berkunjung, buang cerita berat di kampus sejauh mungkin. Bahas hal-hal menyenangkan yang membuat dosen bahagia. Kebahagiaan dan vibe positif yang dibawa mahasiswa juga akan membantu pemulihan dosen kamu, lho.

[5] Jangan Menambah Beban Dosen

Beban seperti apa yang dimaksud? Ya, beban tugas dosen. Mungkin saja informasi dosen sakit juga menjadi beban buat mahasiswa. Terutama yang sedang berjuag menuju meja hijau. Namun, jangan pernah nekat untuk membawa urusan pribadi yang berkaitan dengan beban dosen saat berkunjung. Nggak sopan banget.

Jangan menambah beban dosen
Jangan menambah beban dosen saat sakit
[Photo: Pexels]

Jangan menambah beban dosen dengan membawa skripsi agar diperiksa, ditandatangani atau hal lain yang berkaitan dengan dunia kampus. Kecuali kalau memang dosennya yang meminta agar sekaligus membawa skripsi saat mengabari akan berkunjung. Itu mah bonus. Jangan pikir skripsi itu beban mahasiswa saja. Skripsi mahasiswa juga beban dosen, lho.

[6] Jaga Sikap

Seluwes apapun mahasiswa dengan dosen, jaga sikap saat berkunjung. Bedakan waktu dosen bersama mahasiswa saja dengan waktu dosen dengan melibatkan keluarganya. Ketika mengunjungi dosen sakit di rumah sakit atau di rumah, ingatlah kalau ini bukan kampus. Jaga sikap sebagai mahasiswa di depan keluarga dosen.

Bisa saja di kampus atau di luar kampus dosen kita sangat luwes. Berinteraksi dengan mahasiswa layaknya teman. Di depan keluarganya, sosok dosen adalah orang yang berbeda. Beliau dihormati sebagai ayah atau ibu. Jangan karena sikap pecicilan kita sebagai mahasiswa malah mempermalukan dosen sekaligus menunjukkan etika minus.

[7] Perhatikan Lama Kunjungan

Namanya juga mengunjungi dosen sakit. Maka jangan temu kangen seperti dosen baru pulang melancong. Duduk ngobrol dalam durasi lama sambil membahas semua topik yang masih bisa dibincangkan di lain waktu. Ingat! Dosen sakit butuh istirahat. Perhatikan lama kunjungan untuk memberi waktu bagi dosen istirahat.

Saat berkunjung, tidak perlu membahas hal yang membuat waktu akan berlalu secepat kilat seperti gosip si A atau si B. Normal saja seperti biasa. Durasi lama kunjungan juga mempengaruhi lamanya pemulihan dosen kita, lho.

[8] Hindari Media Sosial

Memang di era media sosial ini mengepos segala hal di media sosial menjadi sesuatu yang wajib dalam tanda kutip. Namun perhatikan juga siapa yang dikunjungi. Jika dosen yang dikunjungi bukan tipe dosen yang suka memposting hal personal di media sosial, jangan sampai foto-foto saat beliau tidak sehat justru menyebar di media sosial. Niat baik untuk memberi informasi bisa saja menjadi sesuatu yang tidak disukai oleh dosen.

Hindari posting di media sosial
Hindari memposting di media sosial
[Photo: Pexels]


Perhatikan!

Mengunjungi dosen sakit memang sudah menjadi setengah kewajiban sebagai mahasiswa. Namun perlu diingat, tidak semua dosen suka dikunjungi. Banyak juga dosen yang lebih memilih waktu istirahat yang tenang untuk mempercepat pemuliha agar dapat beraktivitas kembali.

Jika dosen menolak dikunjungi, jangan memaksakan datang dengan alasan sudah dekat. Penolakan dari dosen tentu punya alasan. Tidak semua alasan yang diucapkan perlu dijelaskan dengan detil. Sebagai mahasiswa yang sudah masuk usia dewasa, mengerti dan memahami apa yang diinginkan orang lain sudah seharusnya. Perhatikan! Dosen juga manusia.

Perhatikan juga, jangan datang dengan tangan kosong. Meski tidak punya materi untuk membeli sesuatu, tapi datanglah dengan doa dan harapan yang baik untuk dosen kita. Doa dan harapan yang baik bernilai ribuan kali lebih baik daripada sekilo apel washington yang harganya mengganggu uang makan sebulan.

Nah, mulai sekarang sudah bisa dijaga, ya. Perhatikan etika mengunjungi dosen sakit untuk menjaga kualitas kita sebagai mahasiswa yang berakhlak mulia. Jangan sampai diberi label datang untuk cari muka apalagi melobi tipis-tipis menuju meja sidang.

Posting Komentar