Blogger Perempuan

Evaluasi Bersama Komunitas ODOP: Suka Duka Sebagai Contoh Blogger Pemula

Komunitas ODOP mengeluarkan saya dari kelompok contoh blogger pemula. Ilmunya dapat banget meski nggak selesai (karena tereliminasi).

 

Berbicara soal ngeblog, saya merasa paling keren karena sudah mengenal blog sejak lama. Sudah belasan tahun lalu dan berganti rumah berulang kali. Bagian ini sering saya tulis di beberapa artikel tentang ngeblog. Selain karena tugas kuliah, teman ngarsip, dan merasa keren saja punya blog. Etapi yang paling ngena karena kenalan sama seorang travel blogger, sih. Sejak itu saya merasa perlu ngeblog juga. Pertemuan kami yang singkat di warnet itu mencirikan kalau saya adalah contoh blogger pemula.

Setelah punya blog saya terus mengisinya denga napa saja dan lumayan konsisten. Setiap hari ada saja yang saya tulis. Konyolnya saya merasa paling keren lagi karena memperlakukannya seperti media online. Itu saya lakukan saat masih duduk di bangku kuliah lebih satu dekade silam.


ibu pekerja dari rumah
Emak juga butuh healing dengan ngeblog
[Photo: Pexels]


Alasan Ngeblog Sering Dianggap Goblok

Memang, ngeblog buat saya seperti makanan sehari-hari. Saya juga rajin promosi konten saya di status Whatsapp dan Facebook. Sampai seorang rekan kerja berkomentar, “rajin menulis sih bagus. Cuma lihat juga, berguna tidak tulisannya? Kalau cuma nulis nggak berguna dan nggak dapat kum, untuk apa?”

Wow, lagi-lagi dunia dosen ini apa saja dihubungkan dengan kam kim kum assalamu’alaikum. Saya kok agak kesal, ya, mendengar ini. Namun saya juga bukan tipikal yang selalu frontal untuk menyuarakan ini. Saya tetap menulis blog karena bagi saya ngeblog juga healing. Bahkan di tengah kerempongan saya sebagai emak working dan jadwal dosen yang di luar prediksi cuaca saya tetap ngeblog.

Lantas saya bergabung dengan beberapa komunitas blogger. Saya tetap bertanya bagaimana cara bergabung dengan komunitas. Ada yang merespon, banyak yang tidak. Namun saya cukup bahagia bisa bergabung dengan Blogger Perempuan Network dan tiga tahun berturut-turut bisa menyelesaikan misi tahunan meraka, Ramadan Blogging Challenge. Saya merasa seperti mengoleksi souvenir dari komunitas ini. Selama tiga tahun berturut saya mengumpulkan pouch, kaos, dan kerudung dengan lambang BPN. Happy pasti.

Lantas saya mengenal Blogger Squad di salah satu blog saat sedang blog walking. Ada beberapa blog yang saya lihat ada lambang Blogger Squad. Kok saya merasa keren, ya dengan identitas ini. Kembali saya merasakan ketidaknyamanan. Berarti saya ini salah sati contoh blogger pemula. Hahahah.

Saat orang-orang menganggap rajin ngeblog dianggap goblog. Saya merasa harus melakukan sesuatu. Saya harus bergabung dengan komunitas yang bisa mengeluarkan saya dari zona sebagai contoh blogger pemula. Akhirnya, melalui Kak Simiati Nurwakhidin yang bertemu secara daring saya diperkenalkan dengan Komunitas One Day One Post.


pentingnya ilmu ngeblog
Menulis blog juga butuh ilmu
[Photo: Pexels]


Lulus Oprec Demi ODOP Blogger Squad

Dari Kak Mia pula saya tahu ODOP Blogger Squad. Katanya di komunitas ini bertebaran blogger yang jago dan keren. Beberapa nama memang saya kenal karena sering muncul di daftar pemenang lomba. Wuih, tak terkira bagaimana bahagianya saya saat tahu informasi ini.

Kak Mia juga mengatakan kalau syarat untuk masuk ODOP Blogger Squad itu harus lulus oprec dulu. Akhirnya saya sangat berjuang untuk lulus. Mungkin bagi sebagian teman sekelas di grup Osthaven dulu menganggap saya sangat rajin dan selalu ingin menjadi penyetor pecah telor. Actually, big no!

Alasan saya selalu menyetor dan melapor dengan cepat karena saya selalu sibuk di dunia nyata. Tulisan tetap saya tulis di malam hari sedapatnya. Kadang satu artikel, kadang dua atau tiga. Tergantung kesibukan. Semua tulisan saya posting dan selalu dijadwalkan terbit pada pukul enam pagi. Karena rentang waktu antara pukul enam pagi sampai tujuh pagilah waktu saya untuk mengecek media sosial. Termasuk blog.

Almost There and (Not) Ready to Give Up!

Hal yang sama saya lakukan selama oprec ODOP Blogger Squad. Terkadang saya hampir menyerah juga karena kesibukan di dunia nyata ini sungguh tidak masuk akal. Tergolong tidak bisa ditoleransi lagi oleh diri sendiri. Untungnya selama di oprec ODOP Blogger Squad ada Kak Monica Rasmona yang selalu mengingatkan dan memberi motivasi.

Tak jarang saya ketinggalan materi dan baru manjat materi beberapa jam kemudian. Apa yang disampaikan coach terkadang ngeblur di otak saya. Khususnya untuk materi riset keyword yang ternyata tidak seindah bayangan saya.

Jujur saja, bagi saya yang seorang akademisi, melakukan riset untuk jurnal atau penelitian jauh lebih gampang daripada riset keyword. Bahkan materi yang saya dapat beberapa tahun lalu saat masih kuliah di New Media, ilmunya belum seberkembang ini. Lagi, saat saya merasa ngeblog ini adalah penerapan apa yang sudah saya kantongi dengan ijazah, ternyata saya harus akui sebagai contoh blogger pemula. Hahahaha, kita ketawa lagi.

Kak Monica Rasmona sebenarnya bukan orang baru bagi saya. Kami bertemu karena review buku. Saya ditugaskan oleh Benito Publisher sebagai bookstagram yang mengulas novel Kak Monica yang berjudul Telaga Renjana.

Nggak tanggung-tanggung, Kak Monica menuntun saya untuk melakukan tahapan riset keyword saat saya kepusingan menyetor tugas pertama riset keyword. Saya bergadang lima jam demi menemukan sesuatu yang sebenarnya sangat dekat dengan hidup dan niche blog ini, cara menjadi dosen PNS. Ngakak nggak, sih.

Kak Monica pula yang selalu mengingatkan kalau jangan menyerah. Usahakan sedikit lagi. Ibaratnya dari puncak gunung yang tinggi, Kak Monica selalu teriak, “dikit lagi, Kak. Jangan menyerah!”

Padahal sejujurnya yang ingin aku komentari dalam situasi ini adalah almost there, (not) ready to give up. Di tengah kesibukan padat bulan ini, saya bisa menyelesaikan oprec OBS. Ini sesuatu banget untuk saya. Saya sedang sibuk dengan borang akreditas, ngedit book chapter mahasiswa, ditambah oprec OBS. Sudahlah, pasrah saja.


Komunitas ODOP komunitas yang menjaga ilmu
[Photo: Pexels]

Komunitas ODOP Mengeluarkan Saya Dari Kelompok Contoh Blogger Pemula

Kata siapa rajin nulis itu sudah pasti blogger pro? Ternyata nggak, ya. Salah satu alasan saya bergabung dengan komunitas ODOP karena ingin menjadi blogger profesional. Meskipun saya menerapkan money is not everything, tapi menjadi blogger yang punya ilmu adalah goal saya.

Setelah melewati proses yang panjang sejak oprec Komunitas ODOP, saya yakin nggak salah pilih. Sejak bergabung dan mulai menulis konsisten selama sebulan penuh, saya tahu saya mampu melewati segala kesulitan ini. Terpenting, komunitas ODOP mengeluarkan saya dari kelompok contoh blogger pemula.

Sekali lagi saya ingin tertawa, ternyata saya contoh blogger pemula. Karena mendapatkan keyword ini, saya merasa resah sendiri setelah mengevaluasi diri sendiri. Namun selama sebulan mendapat tempaan dan ilmu bermanfaat. Meski petak umpet dengan real life, ngezombie nggak ada ampun. Akhirnya saya berani katakan kalau saya siap menjadi lebih baik setelah program ini.

Tahukan Teman Belajar? Saya ingin berbagi informasi. Saya menulis artikel ini begitu tiba di Banda Aceh setelah perjalanan enam jam dari kota Meulaboh untuk tugas dinas. Sambil menunggu waktu check in  di bandara Sultan Iskandar Muda pada pukul lima pagi, saya menuliskan artikel ini.

Well, bagi siapapun yang tersesat di artikel ini karena penasaran dengan Komunitas ODOP. Percayalah kalau kalian tidak akan menyesal bergabung. Meski harus mengulang dari angkatan ke angkatan, tidak akan rugi, kok. Ilmunya dapat banget meski nggak selesai (karena tereliminasi di pertengahan jalan). Jangan menyerah untuk mencoba ikutan lagi. Lepaskan dirimu dari belenggu penilaian orang yang mengatakan, “ini dia contoh blogger pemula!” Jangan cuma terjebak di sini, lanjut menjadi blogger pro bersama Komunitas ODOP.

4 komentar

  1. big aplaus buat semua yang ada dibarisan sibuk aktivitas di dunia nyata, tapi semangat ngeblognya tetap dijaga!

    semoga semakin pro pro pro & angka-angka bergulir hebatnya~

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah, kita sudah hampir sampai di ujung OPREC OBS ini. Insyaallah semua prosesnya, jatuh bangunnya, akan menempa kita menjadi blogger andal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, selamat untuk kita yang berhasil melewati proses sebulan ini.

      Hapus