Teman Belajar merasa kesulitan untuk menulis berita? Apalagi jika dikejar target deadline dan ide justru mandeg? Kesulitan menulis berita bagi pemula tidak luput karena kurang terbiasa menulis. Ditambah pula ketidakpekaan terhadap nilai berita yang dapat ditulis di sekeliling kita.
Berita itu ada dimana-mana. Apa saja bisa menjadi
berita, tapi harus dibarengi kepekaan membaca momen. Berita juga berbeda dengan
cerita. Meski sama-sama tulisan, begitu medianya berubah maka berubah pula
sebutannya. Tentu saja, berita itu memuat fakta dan cerita boleh dibarengi
dengan fiktif.
Menulis berita harus dimulai dengan peliputan. [Photo: Pexels] |
Pengertian Berita
Menurut beberapa pakar seperti M. Lyle Spencer,
Willard C. Bleyer, William S. Maulsby, dan Eric C Hepwood, berita sama-sama
menekankan unsur menarik perhatian. Asep Syamsul M. Romli dalam buku Jurnalistik Praktis Untuk Pemula (2005)
menyimpulkan pengertian berita menurut para pakar dengan lebih mudah dipahami.
Berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang
dapat menarik perhatian pembaca. Sementara Mitchel V. Charnley mendefinisikan
berita sebagai laporan tercepat dari suatu peristiwa yang faktual, penting, dan
menarik bagi sebagian besar pembaca. Tentu saja, berita itu harus menyangkut
dengan kepentingan mereka.
Definisi berita yang dijelaskan oleh Mitchel V.
Charnley sudah mengungkapkan nilai-nilai berita yang dimaksud. Setidaknya ada
empat dari sepuluh nilai berita yang wajin ada dalam sebuah berita, terutama straight news. Keempatnya adalah cepat,
nyata, penting, dan menarik.
Cepat (Faktual atau Ketepatan Waktu)
Nilai berita ini sudah menunjukkan pengertian berita
yang harafiah, yaitu berita (news) haruslah
sesuatu yang baru (new). Sudah sifat
tulisan jurnalistik untuk memberi sesuatu yang baru kepada pembacanya. Seperti
yang diungkapkan oleh Al Hester, “tulisan jurnalistik adalah tulisan yang
memberi pemahaman kepada pembaca tentang apa yang sebelumnya tidak dia
ketahui.”
Nyata (Faktual)
Namanya berita, tentu saja harus nyata dan yang
dituliskan berdasarkan fakta (fact). Jika
itu fiksi atau karangan, namanya cerita (story).
Dalam tulisan jurnalistik, ada tiga jenis fakta yang diakui, yaitu kejadian
nyata (real event), pendapat (opinion), peryataan (statement). Jangan sekali-kali mengubah fakta menjadi menjadi
cerita demi memuaskan hati pembaca, karena sangat bertentangan dengan etika
jurnalistik dan aturan penulisan berita.
Penting
Penting bagi wartawan, belum tentu penting buat
pembaca. Berita harus memenuhi penting menurut pembaca. Kembali ke pengertian
faktual, berita yang penting adalah berita yang awalnya tidak diketahui oleh
pembaca dan mereka tahu setelah membaca karya jurnalistik tersebut.
Berita yang bagaimana disebut penting? Banyak sekali
berita yang penting untuk masyarakat. Masyarakat menginginkan berita yang
memiliki pengaruh atau dampak langsung terhadap kehidupan mereka secara luas.
Bisa jadi berita itu dianggap penting untuk disebar luaskan kepada
masyarakat agar mereka tahu apa yang
terjadi. Misalnya kebijakan baru pemerintah, kenaikan harga barang pokok, dan
sebagainya.
Menarik
Masyarakat menyukai cerita karena plot yang menarik,
begitu juga dengan berita yang dilirik karena menarik. Bukan cerita saja yang
harus menarik perhatian, berita juga harus memiliki daya tarik untuk dibaca
sampai tuntas oleh pembaca. Berita yang menarik akan mengundang pembaca untuk
membaca karya jurnalistik yang kita tulis hingga tuntas.
Berita yang menarik bukan saja memuat informasi yang aktual dan faktual serta menyangkut kepentingan orang banyak. Berita yang bersifat menghibur atau lucu juga menarik perhatian pembaca. Termasuk juga berita yang mengandung keanehan atau kejanggalan di dalam masyarakat.
Jika sebuah berita sudah memenuhi keempat unsur
tersebut, maka karya jurnalistik yang kita tulis sudah bisa disebut dengan
berita. Jika keempat unsur utama nilai berita di atas tidak ada, karya
jurnalistik tersebut diragukan dengan sebutan berita. Sebaliknya, ini bisa
disebut dengan cerita.
Meskipun dalam praktik penulisan karya jurnalistik
sering kali berita berasal dari cerita, tapi ada unsur-unsur yang tidak dapat
diganggu gugat dari sebuah berita. Keempat nilai berita di atas menjadi pembeda
antara berita dan cerita. Berita memiliki empat nilai yang wajib di dalam
struktur karya jurnalistik. Sedangkan tidak dengan cerita. Unsur menarik saja
cukup untuk cerita.
Sebuah cerita bisa diolah dan dipelintir sana sini
faktanya demi sebuah daya tarik penceritaan. Penulis tidak perlu mengedepankan
nyata (faktual) dan penting dalam penulisan cerita. Selama cerita itu diminati
dan menghibur pembaca, maka karyanya sudah memenuhi syarat.
Karya jurnalistik harus memisahkan antara fakta dan
fiksi dalam tulisannya. Itu sebabnya dalam penulisan berita juga dibutuhkan
nara sumber yang mendukung keabsahan berita tersebut. Meskipun nara sumber yang
dipilih terkesan antagonis bagi pembaca, tapi yang diungkapkan dan perannya sebagai
nara sumber adalah fakta.
Berbeda dengan cerita, tokoh antagonis diciptakan oleh
penulis untuk membuat plot cerita menarik dan disukai orang banyak. Sementara
dalam berita, tokoh antagonis dicari dan dihadirkan oleh wartawan untuk
menyeimbangkan informasi. Keseimbangan penulisan berita ini disebut juga dengan
cover both side.
Jadi, berhari-hatilah saat menulis berita sebagai karya jurnalistik. Jangan sampai niat hati ingin menulis berita yang menarik, ternyata kita justru terjerumus dalam menulis cerita. Bukan saja menarik pembaca, tapi juga bisa menimbulkan konflik baru.
Bedakan! Antara menulis berita dan cerita ada kata kunci utama yang melekat dan harus dijunjung tinggi, yaitu fakta. Utamakan fakta dalam menulis karya jurnalistik agar tidak menimbulkan masalah baru sebagai dampak pemberitaan yang kita sebarkan kepada masyarakat secara luas. Maka sudah saatnya sebelum menulis berita, harus cek dulu fakta dan sumber beritanya agar tidak terkecoh menjadi cerita, ya.
Posting Komentar